Fleksibilitas dalam Naskah “SRI” karya Gunawan Maryanto
Mata Kuliah Dramaturgi VI
Naskah drama “SRI” adalah naskah drama yang ditulis oleh Gunawan Maryanto. Naskah “SRI” ini menceritakan tentang seorang istri yang tidak kunjung hamil hingga usia 2 tahun pernikahannya. Sedangkan ia sangat menginginkan kehadiran seorang anak di dalam rumah tangganya. Ia merasa tanpa adanya seorang anak, maka sebuah keluarga tidak akan utuh. Sri merupakan perlambangan seorang gadis desa Jawa yang masih memegang teguh prinsip bahwa banyak anak akan banyak rezeki.
Bila naskah ini dibuat sedikit berbeda tanpa membuang esensi yang ada maka naskah ini akan menjadi semakin menarik. Potensialisasi pementasan dari naskah drama “SRI” ini dapat dilakukan dalam konteks masyarakat sekarang. Meskipun nantinya pementasan tersebut tidak sepenuhnya mengadopsi dari latar, setting, dan unsur intrinsik yang sama seperti di dalam naskah, tetapi kandungan makna harus tetap sampai pada penikmatnya.
Pementasan dapat dilakukan dengan bentuk yang lebih fleksibel dan mudah diatur. Pementasan tersebut dapat berubah sesuai dengan setting latar yang akan digunakan. Perubahan gaya, logat bicara, rutinitas keseharian, atau pengubahan sedikit dialog tidak akan mengubah makna yang terkandung dalam naskah drama. Yang terpenting adalah maksud dari inti cerita itu sendiri, apakah dapat sepenuhnya tersampaikan kepada penikmat. Amanat yang coba untuk disampaikan pengarang dapat terbaca dari naskah yang dibuatnya.
Perubahan dari naskah ini disesuaikan dengan latar tempat pementasan. Oleh karenanya, logat, setting, dan keseharian sang tokoh disesuaikan dengan hal tersebut. Oleh karena naskah drama ini akan dipentaskan di wilayah Surabaya, maka hal-hal tersebut juga menyesuaikan dengan logat, setting, dan keseharian warga Surabaya, terutama warga Surabaya di daerah pinggiran. Akan tetapi walaupun logat bicara dan keseharian dari para tokohnya menyesuaikan dengan latar yang berubahan, watak dari para tokohnya tidak ikut berubah. Watak mereka tetap sama dengan watak pada naskah aslinya.
Pada naskah asli “SRI”, settingnya adalah di sebuah pedesaan yang masih banyak terdapat sawah, hewan-hewan ternak, dan aspek-aspek yang mendukung sebuah tempat yang benar-benar asri dan mencerminkan pedesaan. Akan tetapi bila setting cerita diubah menjadi lebih sedikit modern dan terletak di daerah perkotaan maka jalannya cerita akan menjadi sedikit berbeda. Dengan digunakannya setting di daerah Surabaya pinggiran, maka logat yang digunakan akan menjadi logat Surabaya pinggiran yang berkesan lebih kasar dibandingkan dengan logat masyarakat pedesaan yang berkesan lebih Jawa halus. Selain itu, dalam kesehariannya, para tokoh tidak bergelut dengan kehidupan desa, seperti sawah, sungai, dan hutan, tetapi lebih bergelut dengan wilayah Surabaya pinggiran yang lebih sedikit maju dengan konflik kesehariannya.
Selain dari setting cerita yang berubah, akhir cerita yang dibuat lebih dramatik juga akan semakin menambah daya tarik dari naskah “SRI” tersebut. Pada naskah asli, akhir dari ceritanya adalah Bondan, suami Sri, meninggal dibunuh oleh Sri karena Sri merasa tidak puas dengan diri Bondan yang merasa tidak masalah bila dalam kehidupan rumah tangga mereka tidak terdapat anak. Akan tetapi bila akhir dari cerita tersebut diubah menjadi Bondan dan Sri sama-sama meninggal, maka akhir akan semakin menarik. Setelah mereka saling bertengkar, Sri membunuh Bondan. Ternyata Sri mandul. Oleh sebab itu ia tidak dapat hamil dan mempunyai anak. Karena putus asa tidak mempunyai anak dan suaminya juga telah meninggal, akhirnya Sri bunuh diri.
Dengan akhir yang demikian, emosi penikmat akan dibuat lebih meningkat. Cerita juga akan lebih meninggalkan kesan di hati para penikmat karena akhir cerita yang tidak terduga dan sangat dramatik. Oleh sebab itu, naskah drama “SRI” akan lebih menarik dari sebelumnya. Walaupun setting dan akhir dari cerita tersebut diubah, akan tetapi konflik utama dalam naskah tetap seperti naskah aslinya. Jadi, penikmat tidak akan tertinggal dari amanat yang ingin disampaikan oleh penulis. Semoga bermanfaat - Fleksibilitas dalam Naskah “SRI” karya Gunawan Maryanto
0 comments:
Post a Comment