Info tentang pengetahuan ilmu Sastra Indonesia, Inggris, Arab, serta Budaya bangsa dan Usaha Ekonomi Masyarakat

Puisi Gus Mustofa Bisri Lirboyo

Unknown

Puisi Gus Mustofa Bisri Lirobyo - merupakan salah satu puisi gus mus yang sangat kental dengan dunia pesantren, dimana dalam puisinya gus mus mengungkapkan kerinduannya pada pondok pesantren lirboyo, kerinduan terhadap masa kecilnya ketika menuntut ilmu seperti ilmu shorof ataupun ilmu lainya serta musyawarah-musyawaraoh dan semuanya tentang pesantren di sebutkan gus mus dalam puisinya. pemikiran pemikiran tentang imam ghozali dan imam lainnya hendaknya selalu di pelajari. Dalam puisi gus mus juga dimaksudkan meskipun kita sudah tidak mondok tapi kita harus selalu takdzim pada kiai-kiai jangan sampai melupakan guru-guru yang pernah mangajar dan mendidik kita menjadi anak yang soleh dan solehah.Pikiran pikiran guru akan selalu menular pada murid-muridnya dan menyatu dalam perbuatan yang baik. berikut puisi gus mus, semoga bermanfaat

Puisi Gus Mustofa Bisri Lirobyo


Lirboyo


Lirboyo,

Masihkah tebu-tebu berderet manis melambai di sepanjang jalan menyambut langkah gamang santri anyar menuju gerbangmu? Ataukah seperti di mana-mana pabrik-pabrik dan bangunan bangunan bergaya spanyolan yang angkuh dan genit menggantikannya?

Lirboyo,

Masikah mercusuar-mercuar petromak sepembuluh bambu setia menemani para santri barsaharul layali? Ataukah seperti di mana-mana neon-neon kebiruan yang berjaga kini seperti bola-bola lampu menggantikan teplok-teplok gothakan?

Lirboyo,

Masihkah shorof dan i'lal dihafal diserambi, dapur dan pematang? Dan senandung alfiah membuai merdu? Ataukah seperti di mana-mana santri lebih suka menghafal lagu-lagu dan alunan dangdut dari transistor modern masa kini?

Lirboyo,

Masihkah musyawarah pendalaman ilmu dan halaqoh-halaqoh menghidupkan malam-malam penuh ghirah dan himmah? Ataukah seperti di mana-mana diskusi-diskusi sarat ietilah tanpa kelanjutan dinilai lebih bergengsi dan bergaya?

Lirboyo,
Masihkah sari-sari pikiran al Ghazaly dikaji sore dan setiap saat dicontohkan dalam perilaku Bapak Kiai? Ataukah seperti di mana-mana penggalan-penggalan kata-kata mutiara dianggap lebih bermakna salam kaligrafi dan majalah-majalah?

Lirboyo,

masihkah santri-santri bersama-sama melakukan sholat setiap waktu dalm derajat ganjaranya yang berlipat da puluh tujuh? Ataukah seperti di mana-mana orang merasa tak punya waktu sibuk memburu saat-saat kesendirian untuk diri sendiri?

Lirboyo,

Masihkah Mbah Manab, Mbah Marzuqi, dan Mbah Mahrus memercikkan tsawab berkah dala, suksesi ilmu dan amaliyah? Ataukah di mana-mana mereka tidak punya arti apa-apa kecuali buat dikenang sesekali dalam upacara haul yang gegap gempita?

Lirboyo,

Masihkah senggotmu tersa berat bagi penimbanya? Ataukah lebih beraat lagi?

Lirboyo,

Kaifa Hal? Bagaimana kabar Gus Idris, Gus War, Gus Imam, Gus Maksum?

Lirboyo,

Di mana-mana ada lirboyo
Di mana-mana ada Mbah Manab
Di mana-mana ada Mbah Marzuqi
Di mana-mana ada Mbah Mahrus
Dari senggotmu mereka menimba

Lirboyo,
Aku Rindu Kau...!!!


Puisi diatas sangat bermanfaat untuk di renungkan semoga sajak sajak gus mus mampu mencerahkan kita semua - Puisi Gus Mustofa Bisri Lirobyo

0 comments:

Post a Comment