Suti
Suti tidak kerja lagi
Pucat ia duduk dekat amben-nya
Suti di rumah saja
Tidak ke pabrik tidak ke mana-mana
Suti tidak ke rumah sakit
Batuknya memburu
Dahaknya berdarah
Tak ada biaya
Suti kusut-masai
Di benaknya menggelegar suara mesin
Kuyu matanya membayangkan
Buruh-buruh yang berangkat pagi
Pulang petang
Hidup pas-pasan
Gaji kurang
Dicekik kebutuhan
Suti meraba wajahnya sendiri
Tubuhnya makin susut saja
Makin kurus menonjol tulang pipinya
Loyo tenaganya
Bertahun-tahun dihisap kerja
Suti batuk-batuk lagi
Ia ingat kawannya
Sri yang mati
Karena rusak paru-parunya
Suti meludah
Dan lagi-lagi darah
Suti memejamkan mata
Suara mesin kembali menggemuruh
Bayangan kawannya bermunculan
Suti menggelengkan kepala
Tahu mereka dibayar murah
Suti meludah
Dan lagi-lagi darah
Suti merenungi resep dokter
Tak ada uang
Tak ada obat.
Solo, 27 februari 88
Suti tidak kerja lagi
Pucat ia duduk dekat amben-nya
Suti di rumah saja
Tidak ke pabrik tidak ke mana-mana
Suti tidak ke rumah sakit
Batuknya memburu
Dahaknya berdarah
Tak ada biaya
Suti kusut-masai
Di benaknya menggelegar suara mesin
Kuyu matanya membayangkan
Buruh-buruh yang berangkat pagi
Pulang petang
Hidup pas-pasan
Gaji kurang
Dicekik kebutuhan
Suti meraba wajahnya sendiri
Tubuhnya makin susut saja
Makin kurus menonjol tulang pipinya
Loyo tenaganya
Bertahun-tahun dihisap kerja
Suti batuk-batuk lagi
Ia ingat kawannya
Sri yang mati
Karena rusak paru-parunya
Suti meludah
Dan lagi-lagi darah
Suti memejamkan mata
Suara mesin kembali menggemuruh
Bayangan kawannya bermunculan
Suti menggelengkan kepala
Tahu mereka dibayar murah
Suti meludah
Dan lagi-lagi darah
Suti merenungi resep dokter
Tak ada uang
Tak ada obat.
Solo, 27 februari 88
0 comments:
Post a Comment