Assalamu
'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam
sejahtera kepada seluruh penghuni jagad alam semesta. Terlebih dahulu marilah
kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena Segala kehendakNya kita
semua masih diberi kesempatan untuk bernafas didunia ini. Kedua Shoalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan pada baginda nabi muhhammad SAW, karena lantaran
beliaulah kita bisa memeluk agama islam.
Disini
sedikit akan dijelaskan tentang pesantren dalam pembangunan karakter Bangsa. Sebagai
lembaga pendidikan berbasis agama dan Moral (educational institution-Atitude
religion), pesantren semakin meluaskan wilayah dakwahnya yang tidak hanya
mengakselerasikan mobilitas vertikal (dengan kajian-kajian keagamaan/ Hubungan
dengan Allah), tetapi juga mobilitas horizontal (kesadaran akan fungsi
sosial-kemasyarakatan/ Hubungan sesama manusia). Pesantren kini tidak lagi
berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (religion curriculum)
dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan aktual
kemasyarakatan (society- based curriculum). Dengan demikian pesantren
tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni, tetapi
juga menjadi lembaga sosial yang hidup di masyarakat.
Bagi
PondokPesantren Saat ini, secara kelembagaan, sejumlah program yang telah
dikembangkan di samping tetap mempertahankan tradisi keilmuan pesantren, juga
berhasil memasukkan tradisi yang sama sekali baru sekaligus berhasil
mensinergikannya dengan perkembangan keilmuan mutakhir. Dengan demikian, Pondok
Pesantren tidak terlepas dengan jaringan intelektual era sebelumnya, disamping
juga berhasil membentuk jaringan intelektualyang baru. Perkembangan kelembagaan
Pondok Pesantren yang seperti ini, akan semakin memperluas ruang
implementasinya dengan melengkapi dan menciptakan alternatif-alternatif baru
yang dapat menopang estabilisasi dan stabilisasi serta profesionalisasi
pesantren di tengah kehidupan modern.
Selain
sebagai media pendidikan bagi para santri, ternyata pesantren juga mempunyai fungsi yang sangat signifikan, yaitu
sebagai basis penyampaian dakwah sekaligus media kontrol terhadap perilaku
budaya yang berkembang di masyarakat sekitar saat ini. Peran pesantren, sebagai
media pengawal umat menuju maslahat, ternyata memiliki perjalanan panjang
dengan sejarah sebelumnya. Sejarah telah membuktikan, kelembagaan pesantren
telah menjadi penjaga keselarasan dan kemaslahatan umat, yang dipercaya oleh masyarakat hingga
sampai saat ini. Dari banyak problem bangsa
yang menjadi tanggungjawab pesantren, secara sistemik telah menempatkan pondok
pesantren sebagai lembaga penyaring dan asilimator pengaruh-pengaruh
dari luar ke dalam masyarakat khususnya penyaring budaya barat yang masuk
keindonesia. Singkatnya, pondok pesantren telah menjadi "dewan sensor
budaya" yang senantiasa diikuti oleh masyarakat hingga saat ini.
Tidak
dapat dipungkiri, bahwa program pembelajaran pada pondok pesantren khususnya
dalam bidang pembinaan keteladanan, keimanan dan ketaqwaan akan membentuk
masyarakat dan bangsa Indonesia yang berkepribadian dan berbudi pekerti luhur.
Namun demikian, perlu diingat, bahwa pembentukan watak dan karakter harus juga
dikembangkan secara terintegrasi dan sistematis dengan semua program
pembelajaran yang dikembangkan. Di samping isi materi pembelajaran, metodologi
pembelajaran sangat mempengaruhi pembentukan watak dan karakter seseorang
khusunya para santriwan dan santriwati.
Cara-cara
pembelajaran yang menarik, kreatif, inovatif dan demokratis akan sangat efektif
untuk membentuk watak dan karakter santri. Perlu juga ditekankan, bahwa dalam
pembentukan watak dan karakter santri dipesantren, juga terkait dengan
kecerdasan emosional. Dengan demikian, pada setiap program pembelajaran
tujuannya tidak hanya untuk mencapai nilai dan prestasi akademik semata,
melainkan juga diarahkan untuk mampu menguasai emosi diri sendiri dan emosi
orang lain serta mampu mengendalikannya. Kecerdasan semacam inilah yang akan
terwujud dalam kesabaran, ketelitian keuletan, motivasi diri dan tangguh
menghadapi tantangan zaman.
Pembentukan
watak dan karakter tidak hanya menghasilkan prestasi akademik dan kognitif,
juga tidak hanya yang bersifat aplikatif, praktis dan berwujud pada kemampuan
teknologis untuk mempermudah hidup secara lahiriyah dan material semata, tetapi
juga pembentukan watak dan karakter harus dapat membawa kepada bentuk keinsafan
Ketuhanan yang lebih mendalam. Dalam Al-Qur'an banyak sekali firman yang
bernada perintah atau anjuran agar kita memperhatikan alam atau fenomena alam
yang merupakan sunatullah, yang pada dasarnya bertujuan untuk mengingatkan
serta memberi kabar gembira manusia akan kebesaran dan keagungan Tuhan. Maka,
pendidikan watak dan karakter harus juga meliputi hal-hal yang berhubungan dan diperintahkan Tuhan dalam AlQur'an.
Sekedar
untuk menjadi pegangan operatif, dalam mengembangkan pendidikan watak dan
karakter, sejumlah nilai-nilai keagamaan yang mendasar perlu ditanamkan.
Nilai-nilai keimanan, ke-Islaman, jiwa ihsan, ketaqwaan, sikap ikhlas,
tawakkal, syukur, dan sabar serta nilai-nilai akhlaqul karimah sebagai nilai-nilai keagamaan yang mendasar
tentu akan menjadi bagian terpenting dalam pendidikan watak dan karakter.
Sebuah bangsa
akan dinyatakan sebagai bangsa yang "maju" tidak semata-mata
disebabkan oleh kompetensi, teknologi canggih ataupun kekayaan lainya, tetapi
yang paling utama karena dorongan semangat dan karakter bangsanya. Oleh karena
itu, dapat diibaratkan bahwa watak dan karakter laksana kemudi bagi sebuah
kapal. Watak dan karakter adalah kemudi hidup yang akan menentukan arah yang benar
bahtera kehidupan bangsa.
Pesantren
mampu menjadi sebuah lembaga yang multi-fungsional, tidak hanya berkutat bagi
perkembagan pendidikan Islam semata, namun juga sangat berperan bagi kemajuan
pembangunan lingkungan sekitar, yaitu pembangunan yang meliputi bidang sosial,
ekonomi, teknologi dan ekologi, bahkan beberapa pesantren telah mampu untuk
mengangkat kehidupan masyarakat sekitarnya Dalam pandangan pesantren, tujuan
pendidikan tidak semata-mata untuk memperkaya pikiran murid dengan
penjelasan-penjelasan, tetapi untuk meningkatkan moral, melatih dan
mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan,
mengajarkan sikap dan tingkahlaku yang jujur dan bermoral, serta menyiapkan
para murid belajar mengenai etika agama diatas etika-etika yang lainnya.
Tujuan
pendidikan pesantren bukan untuk mengejar kepentingan kekuasaan, uang dan
keagungan duniawi, tetapi menanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah
semata-mata kewajiban dan pengabdian kepada Tuhan Lembaga pendidikan pondok
pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang
secara indigenous pada lingkungan masyarakat Indonesia, telah banyak memberikan
sumbangsih berharga terhadap pembentukan serta pengembangan karakter serta
kepribadian warga negara.
Proses
pemebelajarannya dikemas secara menyeluruh, sehingga mampu mengembangkan ketiga
ranah domain dalam pendidikan karkater seperti yang diungkapkan oleh Sauri meminjam pernyataan Lickona dalam Megawangi
(2004) yang mengemukakan bahwa proses pendidikan karakter menekankan kepada
tiga komponen karakter yang baik yakni pengetahuan tentang moral, perasaan
tentang moral dan perbuatan bermoral. Dalam konteks proses pendidikan
karakter di pesantren, tahapan moral knowing disampaikan dalam dimensi
masjid dan dimensi komunitas oleh kyai dan para pengajar. Adapun moral
feeling dikembangkan melalui pengalaman langsung para santri dalam konteks
sosial dan personalnya. Sedangkan moral action meliputi setiap upaya
pesantren dalam rangka menjadikan pilar pendidikan karakter rasa cinta Allah
dan segenap ciptaanya diwujudkan menjadi tindakan nyata. Hal tersebut
diwujudkan melalui serangkaian program pembiasaan melakukan perbuatan yang
bernilai baik menurut parameter Allah swt di lingkungan pesantren. Dalam
mewujudkan moral action, pesantren memperhatikan tiga aspek lainnya
terkait dengan upaya perwujudan materi pendidikan menjadi karakter pada diri
santri, ketiga aspek tersebut meliputi kompetensi, keinginan serta pembiasaan
di lingkungan pondok pesantren
Cukup Sekian
Terima kasih
Wassalamualaikum
warahmatullohi wabarokatuh…
0 comments:
Post a Comment